Kamis, 21 Agustus 2014

ASET TAK BERWUJUD DAN ASET KEUANGAN

ASET TAK BERWUJUD DAN ASET KEUANGAN
ASET TAK BERWUJUD
Aset tak berwujud memiliki beberapa ciri-ciri yang pasti kita sudah ketahui, yang terutama adalah sesuatu yang tidak memiliki bentuk fisik (substansi non-fisik, dimana manfaat ekonominya terletak pada hak pemilik bukan karena fisik), dapat diidentifikasikan dengan arti dapat dipisahkan dan perolehannya jelas (contoh : hak paten), dan termasuk dalam aset non-moneter.  Aset tak berwujud memiliki manfaat ekonomi terbatas/tidak terbatas (tergantung kondisinya).
                Di dalam aset tak berwujud dapat terjadi penurunan nilai. Penurunan nilai ini terjadi jika terjadi Disebabkan/diduga akan terjadi karena adanya indikasi penurunan nilai, baik dari sumber internal maupun eksternal (contoh = internal:keusangan/kerusakan aset II eksternal:perubahan teknologi/perubahan minat masyarakat akan teknologi yang baru). Jika terjadi indikasi penurunan nilai, kita harus menentukan nilai aset sebesar nilai terpulihkan (recoverable amount). Nilai tercatat aset harus disesuaikan, sehingga besarnya sesuai dengan nilai terpulihkan. Nilai terpulihkan ditentukan berdasarkan nilai tertinggi antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual atau dengan nilai pakai (value in use).

ASET KEUANGAN
Aset keuangan adalah instrumen yang memberikan aset keuangan pada suatu entitas di suatu entitas dan menyebabkan adanya liabilitas keuangan disuatu entitas lainnya. Contoh dari instrumen keuangan adalah obligasi, saham, dan piutang. 

Contoh obligasi :
Perusahaan A membeli obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan B. dilihat dari perspektif masing-masing perusahaan :
Perusahaan A
Perusahaan B
Membeli obligasi
Tujuannya adalah untuk mendapatkan pendapatan berupa bunga obligasi yang dibayarkan secara teratur. (Aset dicatat sebagai aset keuangan)
Menerbitkan obligasi (memiliki liabilitas)

(dicatat sebagai utang obligasi/bonds payable


Pengakuan Aset Keuangan
PSAK 55
Aset keuangan diakui jika dan hanya jika terdapat kemungkinan manfaat ekonomi berupa arus kas yang sifatnya kontraktual akan diperoleh oleh entitas. Contohnya adalah ketika membeli saham/obligasi, kita akan terikat kontrak sehingga kita tidak bisa menjual jika belum jatuh tempo; ketika kita mendapatkan obligasi pada tanggal 1 desember (arus kas kontraktual); atau ketika syarat pinjam/utang adalah membayar utang kembali pada tanggal 31 oktober (nilai obligasi = standar, diskon, premium)

CONTOH
PT Y menerbitkan obligasi yang memiliki nilai Rp500.000.000,-, bunga 10% (bunga nominal/bunga obligasi), diterbitkan pada nilai Rp480.000.000,- (nilai diskon). PT X membeli seluruh obligasi PT Y pada harga Rp480.000.000,-.

Harga jual obligasi harus berdasarkan nilai pasar :
Nilai pari = 100% dari nilai obligasi
Face value = nilai yang tertera pada nilai nominal obligasi Rp500.000.000,-
Nilai par = market value (100) = face value (100%)
PT X memiliki obligasi/investasi pada utang (debt investment). PT X mempunyai aset keuangan.

Jurnal :
Dr. Aset keuangan 480jt
  Cr. Kas 480jt
(yang dicatat adalah nilai yang benar-benar dibayar, pada saat pembelian investasi (pengakuan awal))

RESIKO TRANSAKSI OBLIGASI
·         Over subscribed : saham yang kita terbitkan laku keras
·         Under subscribed : saham yang kita terbitkan tidak laku

CARA MENGHITUNG MARKET VALUE
1.       Lihat tenor (jangka waktu) obligasi (misalkan 10 tahun)
2.       Lihat bunga obligasinya, misalkan market value (jika bunga 8%, maka face value adalah 8%)
3.       Memiliki benchmark obligasi yang resikonya kecil (R<10%)

PENGUKURAN SELANJUTNYA
Klasifikasi aset keuangan
1.       Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi memiliki ciri-ciri :
a.  Aset dimaksudkan untuk dijual segera
b. Aset yang ditentukan entitas untuk dicatat melalui laporan laba rugi
2.       Aset keuangan yang dipegang hingga jatuh tempo (aset keuangan yang asetnya diniatkan untuk dipegang (tergantung niat dan kemampuan/hingga jatuh tempo)
3.       Aset keuangan berupa pinjaman yang diberikan dan piutang tidak diperdangakan di bursa
4.       Aset keuangan yang tersedia untuk dijual (available for sale)

CONTOH KLASIFIKASI NO.2
PT X mengklasifikasikan aset keuangan sebagai held to maturity. Pencatatan transaksi selanjutnya adalah PT C menerima pendapatan bunga :
-          Pendapatan bunga = 500jt x 10% = 50jt
-          Mencatat pendapatan bunga dengan menggunakan metode bunga efektif :
Pendapatan bunga = market value x nilai nominal -= 12% x 480jt    = 57.600.000
Kas yang diterima                                                 =(50.000.000)
Selisih                                                           =   7.600.000

-       Jurnal :
Dr. Kas 50jt
Dr. 7.6jt
  Cr. 57.600jt

-          Jurnal pada saat jatuh tempo (penerimaan berdsarkan nilai nominal) :
Dr. Kas 500jt
  Cr. Aset keuangan 500jt

CONTOH KLASIFIKASI NO. 1 & 4
(INVESTASI DI SAHAM) Pengendalian ditentukan oleh besar kecilnya saham. Maksud investasi di saham adalah suatu entitas memiliki entitas lain. Contohnya adalah PT X membeli PT Y (PT X  menjadi pemilik PT Y). pengendalian dibagi menjadi 3, yaitu :
1.       No control : saham terlalu kecil (<20%)
2.       Significant influence/half control : bukan merupakan pemilik perusahaan, tetapi pendapata saya dipertimbangkan (<20% x <50%)
3.       Full control : menjadi mayoritas (>50%)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar