Kamis, 21 Agustus 2014

ASET TAK BERWUJUD DAN ASET KEUANGAN

ASET TAK BERWUJUD DAN ASET KEUANGAN
ASET TAK BERWUJUD
Aset tak berwujud memiliki beberapa ciri-ciri yang pasti kita sudah ketahui, yang terutama adalah sesuatu yang tidak memiliki bentuk fisik (substansi non-fisik, dimana manfaat ekonominya terletak pada hak pemilik bukan karena fisik), dapat diidentifikasikan dengan arti dapat dipisahkan dan perolehannya jelas (contoh : hak paten), dan termasuk dalam aset non-moneter.  Aset tak berwujud memiliki manfaat ekonomi terbatas/tidak terbatas (tergantung kondisinya).
                Di dalam aset tak berwujud dapat terjadi penurunan nilai. Penurunan nilai ini terjadi jika terjadi Disebabkan/diduga akan terjadi karena adanya indikasi penurunan nilai, baik dari sumber internal maupun eksternal (contoh = internal:keusangan/kerusakan aset II eksternal:perubahan teknologi/perubahan minat masyarakat akan teknologi yang baru). Jika terjadi indikasi penurunan nilai, kita harus menentukan nilai aset sebesar nilai terpulihkan (recoverable amount). Nilai tercatat aset harus disesuaikan, sehingga besarnya sesuai dengan nilai terpulihkan. Nilai terpulihkan ditentukan berdasarkan nilai tertinggi antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual atau dengan nilai pakai (value in use).

ASET KEUANGAN
Aset keuangan adalah instrumen yang memberikan aset keuangan pada suatu entitas di suatu entitas dan menyebabkan adanya liabilitas keuangan disuatu entitas lainnya. Contoh dari instrumen keuangan adalah obligasi, saham, dan piutang. 

Contoh obligasi :
Perusahaan A membeli obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan B. dilihat dari perspektif masing-masing perusahaan :
Perusahaan A
Perusahaan B
Membeli obligasi
Tujuannya adalah untuk mendapatkan pendapatan berupa bunga obligasi yang dibayarkan secara teratur. (Aset dicatat sebagai aset keuangan)
Menerbitkan obligasi (memiliki liabilitas)

(dicatat sebagai utang obligasi/bonds payable


Pengakuan Aset Keuangan
PSAK 55
Aset keuangan diakui jika dan hanya jika terdapat kemungkinan manfaat ekonomi berupa arus kas yang sifatnya kontraktual akan diperoleh oleh entitas. Contohnya adalah ketika membeli saham/obligasi, kita akan terikat kontrak sehingga kita tidak bisa menjual jika belum jatuh tempo; ketika kita mendapatkan obligasi pada tanggal 1 desember (arus kas kontraktual); atau ketika syarat pinjam/utang adalah membayar utang kembali pada tanggal 31 oktober (nilai obligasi = standar, diskon, premium)

CONTOH
PT Y menerbitkan obligasi yang memiliki nilai Rp500.000.000,-, bunga 10% (bunga nominal/bunga obligasi), diterbitkan pada nilai Rp480.000.000,- (nilai diskon). PT X membeli seluruh obligasi PT Y pada harga Rp480.000.000,-.

Harga jual obligasi harus berdasarkan nilai pasar :
Nilai pari = 100% dari nilai obligasi
Face value = nilai yang tertera pada nilai nominal obligasi Rp500.000.000,-
Nilai par = market value (100) = face value (100%)
PT X memiliki obligasi/investasi pada utang (debt investment). PT X mempunyai aset keuangan.

Jurnal :
Dr. Aset keuangan 480jt
  Cr. Kas 480jt
(yang dicatat adalah nilai yang benar-benar dibayar, pada saat pembelian investasi (pengakuan awal))

RESIKO TRANSAKSI OBLIGASI
·         Over subscribed : saham yang kita terbitkan laku keras
·         Under subscribed : saham yang kita terbitkan tidak laku

CARA MENGHITUNG MARKET VALUE
1.       Lihat tenor (jangka waktu) obligasi (misalkan 10 tahun)
2.       Lihat bunga obligasinya, misalkan market value (jika bunga 8%, maka face value adalah 8%)
3.       Memiliki benchmark obligasi yang resikonya kecil (R<10%)

PENGUKURAN SELANJUTNYA
Klasifikasi aset keuangan
1.       Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi memiliki ciri-ciri :
a.  Aset dimaksudkan untuk dijual segera
b. Aset yang ditentukan entitas untuk dicatat melalui laporan laba rugi
2.       Aset keuangan yang dipegang hingga jatuh tempo (aset keuangan yang asetnya diniatkan untuk dipegang (tergantung niat dan kemampuan/hingga jatuh tempo)
3.       Aset keuangan berupa pinjaman yang diberikan dan piutang tidak diperdangakan di bursa
4.       Aset keuangan yang tersedia untuk dijual (available for sale)

CONTOH KLASIFIKASI NO.2
PT X mengklasifikasikan aset keuangan sebagai held to maturity. Pencatatan transaksi selanjutnya adalah PT C menerima pendapatan bunga :
-          Pendapatan bunga = 500jt x 10% = 50jt
-          Mencatat pendapatan bunga dengan menggunakan metode bunga efektif :
Pendapatan bunga = market value x nilai nominal -= 12% x 480jt    = 57.600.000
Kas yang diterima                                                 =(50.000.000)
Selisih                                                           =   7.600.000

-       Jurnal :
Dr. Kas 50jt
Dr. 7.6jt
  Cr. 57.600jt

-          Jurnal pada saat jatuh tempo (penerimaan berdsarkan nilai nominal) :
Dr. Kas 500jt
  Cr. Aset keuangan 500jt

CONTOH KLASIFIKASI NO. 1 & 4
(INVESTASI DI SAHAM) Pengendalian ditentukan oleh besar kecilnya saham. Maksud investasi di saham adalah suatu entitas memiliki entitas lain. Contohnya adalah PT X membeli PT Y (PT X  menjadi pemilik PT Y). pengendalian dibagi menjadi 3, yaitu :
1.       No control : saham terlalu kecil (<20%)
2.       Significant influence/half control : bukan merupakan pemilik perusahaan, tetapi pendapata saya dipertimbangkan (<20% x <50%)
3.       Full control : menjadi mayoritas (>50%)

Senin, 18 Agustus 2014

ASET TETAP

Cara perolehan aset tetap dapat diperoleh dengan cara membeli sendiri atau dengan membangun sendiri. Karakteristik aset tetap terletak pada beberapa hal, yaitu memiliki manfaat ekonomi yang lebih dari 12 bulan (1 tahun), memiliki substansi fisik atau berwujud, dan dapat dipresiasikan (disusutkan). Aset tetap diakui jika terdapat kemungkinan bahwa seluruh manfaat ekonomi dari aset tetap akan dirahasiakan oleh enetias dan jika nilai dapat diestimasi dengan handal. Pada pengakuan awalnya atau pada saar diperoleh untuk pertama kalinya, aset tetap dicatat sebesar cost atau harga perolehannya, dimana harga perolehan ini merupakan harga/biaya yang dikeluarkan oleh entitas untuk memperoleh aset sehigga aset tersebut siap digunakan. 


CONTOH ASET TETAP


Contoh 1

Telah dibeli aset berupa tanah senilai Rp300.000.000,-
Jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut :
Dr. Tanah Rp300.000.000,-
   Cr. Kas Rp 300.000.000,-


Contoh 2 (Jika aset tersebut diperoleh dengan menggunakan hutang)


PT R membangun sebuah gedung kantor sendiri dengan nilai Rp450.000.000,-. Untuk membangun gedung kantor tersebut, PT R meminjam uang senilai Rp500.000.000,- pada Bank R, dengan bunga sebesar 10% per tahun, dan pembangunan gedung selesai dalam waktu 6 bulan. 
Diminta :
Berapakan nilai bunga yang dikapitalisasi?buat jurnal!

Jawab
DIketahui bahwa nilai gedung adalah sebesar Rp450.000.000,- dan pinjaman uang PT R adalah Rp500.000.000,- pada bank R dengan bunga 10% per tahun

Bunga pinjaman dikapitalisasi dalam nilai aset (bunga dibebankan sebagai beban bunga)
Bunga pinjaman = 10% x Rp500.000.000,- = Rp 50.000.000,- per tahun
Bunga yang dikapitalisasi = Rp 50.000.000,- x 6bulan / 12 bulan = Rp 25.000.000,-
Bunga yang dibebankan = Rp 25.000.000,-

*bunga yang dikapitalisasi adalah bunga selama bangunan masih direkontruksi, jika bangunan sudah selesai dibangun maka bunga tersebut masuk ke beban.

Jurnal :
Untuk mencatat bangunan gedung
Dr. Bangunan Rp450.000.000
   Cr. Kas Rp450.000.000

Untuk mencatat bunga
Dr. Beban bunga Rp 25.000.000
Dr. Bangunan Rp 25.000.000
   Cr. Kas Rp 50.000.000


Pengukuran selanjutnya


pilih salah satu model dan harus konsisten apakah menggunakan model biaya atau model revaluasi (pilih salah satu). 
Jika menggunakan model biaya maka tidak ada kenaikan nilai (selalu turun) dan nilai aset tetap dihitung dengan cara :
harga perolehan - akumulasi depresiasi - akumulasi rugi penurunan nilai aset tetap

Jika menggunakan model revaluasi, maka nilai aset tetap dihitung dengan cara :
harga perolehan - akumulasi depresiasi - akumulasi rugi penurunan nilai aset tetap = (+) atau (-) revaluasi aset tetap (bisa bertambah atau berkurang)


Contoh Model Biaya


Pada 1 Januaru 2013, telah dibeli mesin senilai Rp800.000.000,-, umur ekonomis 10 tahun dan didepresiasikan dengan menggunakan metode garis lurus. tentukan nilai tercatat aset tetap pada tanggal 31 desember 2013 dgn menggunakan model biaya dan buatkan jurnal untuk masing-masing tanggal!

Jawab
Diketahui :
1 Januari 2013
Pembelian mesin = Rp800.000.000
Umur ekonomis = 10 tahun
Metode depresiasi = metode garis lurus

jurnal :
Pada 1 Januari 2013 (mencatat pembelian mesin)
Dr. Mesin Rp800.000.000,-
  Cr. Kas Rp800.000.000,-

Pada 31 desember 2013 (mencatat nilai aset tetap akhir tahun)
Dr. Beban depresiasi Rp 80.000.000,-
  Cr. Akumulasi depresiasi  Rp 80.000.000

Depresiasi = Rp 800.000.000,- / 10 tahun = Rp 80.000.000

Nilai aset tetap = Harga perolehan - akumulasi depresiasi - akumulasi rugi penurunan nilai aset tetap
= Rp 800.000.000 - Rp 80.000.000 - Rp 0 = Rp 720.000.000


Contoh Model Revaluasi


PT G membeli tanah pada 1 mei 2013 dengan nilai Ro 200.000.000, pada akhir tahun tanah tersebut memiliki nilai wajar Rp 300.000.000. tentukan nilai tercatat tanah pada tanggal 31 desember dan buat jurnal untuk masing-masing tanggal!

Jawab
Diketahui :
1 mei 2013 = pembelian tanah = 200.000.000
akhir tahun = nilai wajar tanah = 300.000.000

Jurnal :
pada 1 mei 2013 (mencatat pembelian tanah)
Dr. Tanah 200.000.000
  Cr. Kas 200.000.000

pada 31 desember 2013 (revaluasi, terjadi kenaikan nilai 100.000.000 (300jt - 200jt) = surplus revaluasi)
Dr. Tanah 100.000.000
  Cr. Pendapatan komperhensif lainnya 100.000.000

Jika nilai tanah adalah 150.000.000 pada tanggal 31 desember 2014, maka terjadi penurunan nilai sebesar 150.000.000 (300jt-150jt). Maka jurnal yang dibuat adalah :
Dr. pendapatan komperhensif lainnya 100.000.000 (untuk mengembalikan ke nol)
Dr. Rugi penurunan nilai 50.000.000
  Cr. Tanah 150.000.000

*Pendaptan komperhensif = penambahan modal yang bukan berasal dari pemilik

ASET NON-KEUANGAN PERSEDIAAN


PERSEDIAAN

Definisi Persediaan

Persediaan adalah barang yang dimaksudkan untuk :

  1. dijual dalam operasi normal entitas (contoh : Perusahaan dagang, perusahaan manufaktur, perumahan dalam real estate, dsb)
  2. digunakan sebagaibahan baku dalam proses produksi
  3. barang yang masih belum selesai dalam proses produksi (work in process) / belum siap juaL
  4. berupa suku cadang dan perlengkapan yang digunakan dalam kegiatan operasional


Klasifikasi Persediaan

Persediaan termasuk dalam aset lancar, kecuali untuk perusahaan yang tergolong "slow moving"

Pengakuan Persediaan

Persediaan diakui apabila terdapat kemungkinan bahwa seluruh manfaat ekonomi dari persediaan akan dirasakan oleh entitas dan diakui jika nilai dapat diestimasi dengan handal.

Contoh Pengakuan Persediaan

PT Y menjual barang terhadap PT R, kontrak jual beli barang ditandatangai pada tanggal 30 Oktober 2013. Barang dikeluarkan dari gudang PT Y pada tanggal 5 November 2013. Barang dikirimkan oleh PT Y ke kurir dan sampai kurir pada tanggal 6 November2013. Kurir mengantarkan barang kpd PT R, sampai gudangan PT R pada tanggal 9 November 013. PT R melakukan inspeksi di gudang dan dinyatakan diterima dengan baik pada tanggal 10 November 2013. Pelunasan transaksi jual beli dilaksanakan tanggal 15 November 2013. 

Diminta :
Tentukan kapan saat pengakuan transaksi terkait persediaan, jika :
a. Syarat jual beli barang adalah FOB Shipping
b. Syarat jual beli barang adalah FOB Destination

Jawab :

  • FOB shipping point diakui pada saat penjual mengirim kepada kurir yaitu pada tanggal 6 November 2013, dimana diakui saat barang sudah diterima dikurir dan sudah diantar kurir
  • FOB destination point diakui saat barang sudah sampai tujuan/sudah diterima oleh gudang pembeli yaitu pada tanggal 9 November 2013

Pengukuran/Penilaian Persediaan

LCNRV (Lower of Cost or Net Realizable Value) = Harga terendah antara harga perolehan (harga/biaya yang dikelaurkan oleh entitas untuk memperoleh aset, hingga aset tsb siap digunakan) dengan nilai realisasi bersih (nilai jual aset dikurangi dgn biaya untuk menjual aset)

Contoh Pengukuran/Penilaian Persediaan (1)

Pada kontrak jual beli PT Y dan PT R, tertera bahwa nilai jual beli barang sebesar Rp 975.000.000,- termasuk harga barang Rp 600.000.000,-, asuransi barang Rp 100.000.000,-. biaya angkut barang dibayar oleh PT R sebesar Rp 50.000.000,- , biaya pengepakan barang RP25.000.000,- , PPN sebesar Rp60.000.000,- , dan sisanya merupakan PPnBM. 

Diminta :
Tentukan harga perolehan barang tersebut dan buatlah jurnal yang dicatat oleh PT R!

Jawab
Diketahui :  
Nilai jual barang                  Rp 975.000.000
Harga barang                      Rp 600.000.000
Asuransi barang                 Rp 100.000.000
Biaya angkut barang*        Rp   50.000.000
Biaya pengepakan barang Rp   25.000.000
PPN**                                   Rp   60.000.000
                                              (Rp 835.000.000)
PPnBm                                 Rp 140.000.000 = 975.000.000-835.000.000

*Biaya angkut barang, jika dibayar oleh penjual (PT Y) tidak masuk dalam harga perolehan
**PPN dan PPnBm tidak masuk dalam harga perolehan


  • Harga perolehan barang = Harga barang 600.000.000 + Asuransi barang 100.000.000 + Biaya angkut barang 50.000.000 + Biaya pengepakan barang 25.000.000 = 915.000.000
  • Jurnal yang dicatat oleh PT R :
Dr. Pembelian/Persediaan 915.000.000
     Cr. Kas 915.000.000

Contoh Pengukuran/Penilaian Persediaan (2)

(soal lanjutan diatas) Pada akhir tahun diketahui bahwa nilai jual barang tersebut adalah Rp750.000.000,-. Biaya untuk menjual barang tersebut adalah Rp25.000.000,-

Diminta :
Tentukan nilai NRV dan tentukan nilai persediaan pada akhir tahun, buat jurnalnya!

Jawab
Diketahui :  
Pada akhir tahun nilai jual barang = Rp750.000.000,- dan biaya untuk menjual barang= Rp25.000.000,-

Nilai NRV = Nilai jual aset - Biaya untuk menjual aset
                   = Rp750.000.000 - Rp25.000.000 = Rp715.000.000

Harga perolehan = Rp915.000.000

Selisih = Rp915.000.000-Rp715.000.000 = Rp 190.000.000

Karena Nilai NRV lebih kecil dari pada harga perolehan, maka dibuatlah jurnal untuk mencatat selisihnya :
Dr. Rugi penurunan nilai persediaan Rp190.000.000,-
   Cr. Penyisihan penurunan nilai persediaan Rp190.000.000,-

*Jika nilai NRV lebih besar dari pada harga perolehan, nilai yang dipakai adalah harga perolehan. maka tidak ada jurnal, karena tidak ada tambahan nilai/tetap dengan jurnal sebelumnya, yaitu Rp915.000,000,-


Contoh Pengukuran/Penilaian Persediaan (3)

(soal lanjutan diatas) Jika seandainya tahun depan terdapat produk yang hilang senilai Rp10.000.000,- dan ada produk yang rusak karena usang senilai RP5.000.000,-

Diminta :
Buat jurnalnya!

Jawab
Untuk produk hilang = Rp10.000.000,-

Dr. Rugi kehilangan persediaan RP10.000.000,-
   Cr. Persediaan Rp 10.000.000,-

Untuk produk usang = Rp5.000.000,-
Dr. Rugi keusangan persediaan Rp5.000.000,-
   Cr. Penyisihan penurunan nilai persediaan Rp5.000.000,-


Pengungkapan Persediaan

Laporan keuangan harus mengungkapan :
  1. Kebijakan akuntansi dalam pengukuran, termasuk rumus biaya yang digunakan
  2. total jumlah tercatat dan jumlah nilai tercatat,, sesuai dengan klasifikasi entitas
  3. jumlah tercatat persediaan dengan NRV
  4. jumlah persediaan yang menjadi beban (beban pokok penjualan)
  5. jumlah penurunan nilai dan pemulihannya
  6. penyebab pemulihan persediaan
  7. nilai tercatat persediaan yang menjadi jaminan kewajiban





ASET KEUANGAN

ASET KEUANGAN

Prinsip Aset Keuangan
Pada umumnya, aset tidak berbicara mengenai hal teknis seperti menghitung atau menjurnal. Terdapat beberapa pembahasan mengenai aset, yaitu mengenai defisini yang menjelaskan pengertian atau makna dari aset, pengakuan aset mengenai kapan suatu akun akan muncul dalam laporan keuangan dan dicatat dalam jurnal (contoh : FOB shipping, FOB destination), pengukuran/penilaian aset mengenai berapa jumlah yang akan muncul dalam laporan keuangan dan dicatat dalam jurnal, dan bagaimana pengungkapan aset mengenai informasi apa yang disajikan dalam laporan keuangan berdasarkan pada standar akuntansi.

Definisi Aset Keuangan
Dalam membicarakan mengenai definisi aset, kita perlu mengetahui ciri-ciri suatu aset yaitu sebagai berikut :

  1. Segala sesuatu yang memiliki manfaat ekonomis. Aset merupakan segala sesuatu yang dapat menghasilkan keuntungan/pendapatan. Contohnya seperti yang digunakan dalam kegiatan operasional (handphone digunakan dalam kegiatan operasional dan dapat dijual kembali), dan seperti yang digunakan untuk investasi (tanah, dapat dijual kembali di masa mendatang dengan harga yang lebih mahal).
  2. Dikuasai oleh entitas (substansi = dikuasai tidak sama dengan dimiliki). Contohnya adalah seperti aset sewa/leasing : PT Garuda (BUMN) memiliki pesawat sewaan milik perusahaan pembuatnya (boeing), aset pesawat tersebut diakui oleh PT Garuda karena pesawat tsb digunakan untuk mendapatkan keuntungan, dan setiap kejadian yang terjadi dengan pesawat tsb ditanggung oleh PT Garuda, tapi pesawar tersebut dimiliki oleh Boeing.
  3. Berasal dari peristiwa masa lalu. Aset merupakan sesuatu yang berasal dari peristiwa/kejadian yang sudah terjadi, jika transaksi baru akan terjadi, aset tsb tidak dapat diakui kecuali sudah melakukan taken contract.
Klasisfikasi Aset Keuangan
  1. Aset lancar : Aset yang diharapkan dapat direalisasi menjadi kas dalam waktu 12 bulan/kurang (contoh : Kas)
  2. Aset tidak lancar : Aset yang tidak memenuhi definisi aset lancar (berumur lebih dari 12 bulan) (contoh : Tanah)




Jumat, 15 Agustus 2014

PENDAHULUAN AKUNTANSI KEUANGAN

AKUNTANSI KEUANGAN (financial accounting) merupakan ilmu multiparadigma (multi :  banyak/lebih dari satu dan paradigma :sudut pandang). Akuntansi bukan muncul karena suatu ilmu, tapi karena adanya kegiatan perdagangan (luca parciolli, yaitu seorang pedagang yang membuat buku berjudul "summa de aritmatica" yang mencatat semua transaksi jual beli secara teliti). 

Akuntansi memiliki 2 paradigma :
  1. PROSES, yaitu langkah kerja yang dilakukan secara sistematis dan diatur menurut pedoman akuntansi yang berlaku
  2. SENI (art), yaitu menghasilkan karya yaitu Laporan Keuangan
  3. INPUT (data transaksi)
  4. PROSES (siklus akuntansi)
  5. OUTPUT (laporan keuangan)
  6. LINGKUNGAN SISTEM (perushaaan/entitas), dimana Internal adalah human resource (SDM) dan Ekternal adalah perkembangan ilmu akuntansi
  7. SISTEM INFORMASI, akuntansi memiliki ciri sistem, yaitu :
input = Data-data akuntansi
proses = Siklus akuntansi
Output = Laporan keuangan

Ciri-ciri akuntansi keuangan :
  1. Suatu proses yang sistematis (siklus akuntansi). Siklus akuntansi terdiri dari beberapa proses yaitu : 1) Transaksi, yaitu kejadian yang mempengaruhi/menyebabkan perubahan posisi ekonomi (posisi ekonomi yang dimaksud adalah posisi keuangan, penambahan/pengurangan aset) dan dalam peruabahan posisi ekonomi ini memiliki bukti tertulis berupa dokumen. contohnya adalah stock split atau yang biasa disebut sebagai pemecahan nilai nominal saham, jika terdaapt 10 lembar saham dimana @10jt dan dilakukan stock split menjadi 20 lembar saham dimana @500rb (nilai nominal berbeda, tetapi jumlah tetap sama); 2)Jurnal, yaitu mencatat transaksi secara berpasangan (double entry accounting) per transaksi sesuai dengan waktunya; 3)Buku besar, yaitu pencatatan transaksi per tahun yang bertujuan untuk mengetahui saldo masing-masing akun (ikhtisar/summary jumlah/total saldo masing-masing akun); 4)Trial Balanced, yaitu neraca percobaan untuk mengatahui ikhtisar saldo semua akun; 5)Adjustment, jika terdapat item-item yang perlu disesuaikan (jurnal penyesuaian) yang dilakukan setiap akhir tahun. terdapat 2 macam adjustment, yaitu defferal (pendapatan diterima dimuka) dan prepayment (pembayaran dimuka); 6)Adjusted trial balance, dilakukan jika melakukan adjutment; 7)Financial statement, yaitu laporan keuangan; 8)Closing entries, yaitu terdiri dari akun riil (yang benar-benar ada) dan akun nominal (pendapatan, beban); 8) Post closing trial balanced, 9)Reversing entries, yaitu jurnal pembalik (tidak harus).
  2. Standar akuntansi keuangan (SAK). Indonesia memiliki 3 SAK (IAI), yaitu : 1)SAK berbasis IFRS (International FInancial Reporting Standard), untuk entitas yang terdaftar di pasar modal (go public), BUMN, industri keuangan (yang mengelola dana perusahaan) dan entitas yang memilih menggunakan SAK ini; 2)SAK ETAP (Entitas tanpa akuntabilitas publik), untuk perusahaan yang non-public (selain entitas pada nomor 1; 3)SAK Syariah, untuk entitas yang melakukan usaha dengan prinsip ekonomi islam (LAPORAN KEUANGAN HARUS BERDASARKAN SAK)
  3. Pengguna eksternal. Pengguna eksternal terdiri dari 2, yaitu 1)Investor, yang bertujuan untuk memutuskan suatu investasi/penambahan modal dengan melihat analisis rasio. yang diperhatikan oleh investor dalam laporan keuangan adalah biasanya aset lancar, kewajiban jangka pendek & panjang, dimana aset lancar harus dapat menutupi kewajiban di masa yang akan datang; 2)Kreditur, yaitu untuk memutuskan akan meminjamkan uang atau tidak kepada suatu perusahaan. yang diperhatikan oleh kreditur dalam laporan keuangan adalah laporan laba rugi, kondisi keuangan perusahaan, dan hutang perusahaan.

KONSEP DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN (KDPPLK)
Manfaat praktis dari KDPPLK :
  1. Manfaat untuk penyusun standar = Dasar untuk menyusun SAK
  2. Manfaat untuk penyusun laporan keuangan = Dasar untuk mencatat/melakukan proses akuntansi, seandainya belum ada SAK
  3. Manfaat untuk auditor = Dasar untuk melakukan audit
  4. Manfaat untuk pengguna laporan keuangan = Dasar untuk melihat kegunaan SAK


Level 1 (WHY)
Tujuan laporan keuangan adalam menghasilkan informasi keuangan yang membantu investor/kreditur dalam mengambil suatu keputusan keuangan.

Level 2 (WHAT)
Dalam karakterisitik kualitatid terdapat informasi yang benar2 bermanfaat untuk mengambil keputusan keuangan yang berhubungan dan sesuai dengan kebutuhan. Ciri-ciri informasi yang relevan adalah dapat melihat posisi keuangan (predictive value), dapat melihat bagaimana kinerja di masa lalu sehingga dapat memberikan umpan balik (feedback value), dan informasi yang ada adalah informasi yang up to date (timeliness).

Level 3 (HOW)
Menjelaskan bagaimana perkiraan dan prinsip yang terdapat dalam suatu informasi yang disajikan. tidak semua yang disajikan laporan keuangan itu benar, tetapi jangan sampai terjadi kesalahan yang material, dimana kesalahan tersebut dapat mempengaruhi perubahan keputusan.